Estimasi HIV dari waktu ke waktu
Jadi tergelitik untuk menuliskan sesuatu setelah membaca posting salah satu senior saya didunia pengendalian HIV - mas Very Kamil - tentang ajakan mengingatkan pemangku kebijakan untuk bijak dalam menggunakan angka estimasi populasi rawan terinfeksi HIV dan ODHA dalam perencanaan program.Readmore...
Keberatan Nama
Berbekal nama jabatan yang mentereng (Senior Technical Specialist) dari tempat kerja di International NGO, maka jadilah didaulat untuk memfasilitasi diskusi kelompok beberapa Bappeda dalam isu yang baru dipelajari kurang dari 2 minggu. Malu rasanya harus bersanding dengan para sesepuh yang sudah malang melintang sejak puluhan tahun lalu Readmore..
Kepentok korupsi lagi
Padahal sudah coba menghindari berkecimpung langsung dalam proyek-proyek anti-korupsi, setelah merasa tidak bisa banyak berbuat lagi... Tapi pandangan hanya tenaga guru dan kesehatan yang tutup mata atau ikut serta dalam praktek korupsi yang bisa bertahan didaerah terpencil ini cukup mengganggu, Readmore...
Pedihnya hidup Tukang Ojek Langganan
SMS Survey - Pembelajaran cara transfer pulsa yang efektif
- Membutuhkan waktu dan tenaga khusus untuk memeriksa satu persatu responden yang sudah menjawab dengan lengkap
- Sulit untuk melakukan kontrol apakah pulsa benar sudah diterima responden sehingga harus bergantung pada kejujuran sang penjual.
- Akan ada waktu tunda yang cukup lama (bisa 8 – 24 jam) antara selesainya responden menjawab hingga mereka menerima pulsa pengganti dan insentif
- Margin keuntungan yang ditetapkan penjual pulsa cukup besar yaitu sekitar 10-25% dari nilai pulsa yang dikirimkan ke responden.
- Membutuhkan waktu dan tenaga khusus untuk mencari, membeli dan mencatat voucher pulsa senilai Rp 10.000,- dari semua penyedia layanan seluler yang cukup sulit dicari.
- Walaupun bisa kami bisa mengontrol pengiriman dengan baik tetapi estimasi jumlah voucher yang harus kami beli cukup sulit dilakukan, karena tidak ada referensi berapa % responden yang menggunakan jasa telkomsel, indosat, XL dan penyedia lainnya akan menjawab dengan lengkap. Sehingga ada potensi sebagian voucher yang dibeli tidak dapat digunakan.
- Bisa diintegrasikan dengan aplikasi SMS Survey sehingga dapat dikirim segera setelah responden menjawab pertanyaan terakhir, walaupun demikian responden masih harus menggunakan kode voucher secara manual untuk mendapatkan pulsa pengganti dan insentif
- Harga voucher pulsa non/elektronik untuk pulsa senilai Rp. 10.000,- berkisar antara 10-20% lebih mahal dari nilai pulsa.
- Tidak membutuhkan waktu dan tenaga khusus untuk menjalankannya karena otomatisasi code perintah transfer pulsa dengan SMS dan USSD bisa diintegrasikan dengan aplikasi SMS Survey, tetapi transfer pulsa hanya dapat dilakukan kepada pengguna dengan penyedia yang sama. Artinya kami harus menyediakan HP dengan kartu dari semua penyedia dan deposit yang cukup untuk melakukan transfer pulsa.
- Walaupun proses pengiriman bisa kami kendalikan tetapi tidak ada notifikasi atau bukti secara otomatis bahwa pulsa yang ditransfer sudah diterima responden, sehingga bisa menimbulkan isu akuntabilitas bagi kami dalam prosesnya.
- Walaupun biaya yang dibebankan hanya 6-8% untuk transfer pulsa senilai Rp 10.000,- tetapi memperkirakan berapa jumlah pulsa yang harus kami sediakan untuk setiap penyedia cukup sulit sehingga ada potensi besar untuk kelebihan stok pulsa yang tidak bisa digunakan
- Kode transaksi dari 1 akun dan HP bisa untuk transfer ke semua nomor HP prabayar dan bisa diotomatisasi dengan aplikasi SMS survey yang digunakan
- Proses pengiriman bisa dikendalikan sepenuhnya dan bukti transaksi pengiriman dan penerimaan pulsa disediakan dalam sebuah website
- Perintah otomatisasi transfer cukup mudah dan harganya juga hanya 4 - 10% lebih mahal dari nilai pulsa yang dibeli.
- Tidak perlu memperkirakan jumlah pulsa yang akan digunakan untuk masing-masing operator seluler karena deposit pada akun bersifat umum untuk semua penyedia. Walaupun demikian tetap dibutuhkan manajemen ketersediaan deposit pulsa pada akun secara berkala.
Birokrasi yang merampas kecerdasan anak bangsa
Keputusan berbasis bukti
Kata tulisan tersebut, masalah pemangku kebijakan yang menyebabkan mereka sulit memakai bukti-bukti berbasis penelitian dapat disingkat menjadi 5S, yaitu:
- Speed (selalu ingin cepat)
- Superficiality (hanya mau tahu hal-hal dipermukaan saja)
- Spin (suka memelintir fakta untuk kepentingan diri dan golongannya)
- Secrecy (menyembunyikan fakta untuk tujuan politik sempit), dan
- Scientific ignorance (cuek dengan hal-hal ilmiah)
Pengalaman mengkuantifikasi informasi kualitatif ketika membuat district expanded readiness assessment for HIV program beberapa tahun lalu, memberikan sedikit pencerahan tentang tahapan praktis membuat kerangka indeks informasi kualitatif agar bisa menghasilkan informasi yang kredibel, yaitu:
- Merumuskan definisi dan dimensi dari indeks yang akan dibuat
- Menentukan indikator dari setiap dimensi
- Memberi bobot untuk setiap indikator, dan
- Merumuskan skala untuk setiap indikator.