Bincang-bincang sore dengan teman dari Papua yang sedang menyelesaikan S2 di FKM-UI tentang Performance atau Kinerja KPAD didaerahnya membuat saya tergugah untuk melihat kembali referensi lama yang masih sangat relevan. Referensi berjudul "Managing Performance Managing People" yang ditulis oleh M Ainsworth, N Smith dan A Millership mengatakan bahwa kinerja bisa digambarkan dengan rumus P = Rc x C x E x V x Pf x Rw
Dimana P sendiri bisa berarti Productivity, Performance atau Perhaps yang dalam bahasa kita sering disebut sebagai Kinerjaseharusnya didefinisikan dan diukur secara tepat. Apakah P = Produktivitas (dapat dihitung secara kuantitatif), atau P = Performance yang biasanya merupakan perubahan perilaku/sistem (seharusnya bisa dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif), ataukah P = Perhaps yang mengandalkan penilaian yang subjektif. Ditempat kerja saya sekarang, penilaian subjektif tersebut menggunakan istilah keren "well-informed expert judgement". Apapun itu namanya, pada dasarnya kinerja harus bisa diukur.
Sedangkan Rc (Role clear) yang bisa kita bahasakan sebagai Kejelasan peran, merupakan variabel tentang seberapa baik orang secara sendiri-sendiri dan kolektif, mengetahui apa yg diharafkan dari dirinya serta seberapa baik mereka tahu bagaimana dirinya berperan dalam gambaran organisasi.
Variabel C (Competence) atau Kompetensi, merupakan variabel yang bisa kita gambarkan dengan pertanyaan apakah orang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk melakukan apa yang diharapkan?. Biasanya pertanyaan tersebut dilanjutkan dengan apakah masih ada kemampuan yang kurang untuk menghasilkan kinerja?, serta keterampilan dan pengetahuan apa lagi yang dibutuhkan sekarang dan dimasa depan?
E (Environment) atau Lingkungan merupakan variabel berikutnya yang menjadi bagian dari kinerja. Ada 3 elemen lingkungan yang harus kondusif agar seseorang bisa melakukan hal-hal yang dituntut dalam buku tersebut, yaitu :
1. Lingkungan fisik yang bisa berupa alat-alat dan kondisi fisik tempat kerja yang dibutuhkan.
2. Lingkungan manusia yang merupakan faktor kelompok seperti kecocokan, kekompakan tim dan kepemimpinan.
3. Organisasi yang bisa berarti kejelasan struktur, sistem, alir komunikasi dan kultur tempat kerja.
Selanjutnya variabel V (value) atau nilai-nilai, dimana untuk menggambarkannya secara praktis, buku tersebut menggunakan pertanyaan apakah secara umum orang bisa menerima bahwa apa yang diminta agar mereka lakukan, dan apa yang dilakukan organisasi tidak salah.
Pf (preference) atau kesesuaian, bisa digambarkan sebagai orang secara umum menyukai pekerjaan yang mereka lakukan lahir batin karena pekerjaan tersebut bisa menimbulkan kepuasan individu, keleluasaan manajemen waktu bekerja dan pengembangan bakat.
Sedangkan Rw (reward) atau penghargaaan dapat digambarkan dengan pertanyaan apakah orang diberikan penghargaan/imbalan yang tepat dan sesuai dengan harapannya, kinerjanya, motif individualnya, dan kebutuhannya akan umpan balik?. Imbalan bisa secara: eksplisit (hal-hal yg diberikan/dikatakan manajer atau organisasi), ataupun intrinsik pada pekerjaan (secara langsung memberikan penghargaan pada motif individu).
Perlu diperhatikan dari rumus tersebut adalah tanda x (perkalian) yang menghubungkan antar variabel, dimana hal ini mengindikasikan bahwa semua variabel sama pentingnya. Sehingga jika 1 saja variabel diberi nilai 0 (nol), maka setinggi apapun nilai variabel lainnya, kinerja secara keseluruhan bisa menjadi 0 juga. Lantas bagaimana kinerja kita saat ini bila secara jujur kita coba gunakan rumus ini? Mudah-mudahan tidak sampai 0 ya……