Orang Muda dan Risiko Terinfeksi HIV

0 comments
Selama lebih dari satu dekade terakhir, telah terjadi perkembangan dalam pengakuan bahwa orang-orang muda umur 10 hingga 24 tahun adalah kelompok penduduk yang berbeda dengan kebutuhan berbeda pula dari bayi, anak-anak atau orang dewasa. Meskipun anak-anak semakin rentan terhadap masalah sosial, ekonomi dan kesehatan dalam masyarakat, tetapi WHO dan UNICEF tetap menekankan dan mempromosikan pentingnya kesehatan remaja, karena merupakan investasi bagi setiap negara, dan kegagalan untuk melakukan hal itu akan mengakibatkan biaya yang besar baik secara sosial, ataupun ekonomi di kemudian hari.

Jutaan orang muda di seluruh dunia menghadapi risiko tinggi terinfeksi HIV serta dampak negatif kesehatan seksual lainnya sebagai akibat dari perilaku yang mereka adopsi, atau dipaksa untuk dilakukan. Tiga kelompok orang muda yang dianggap paling berisiko tertular HIV di Indonesia adalah laki-laki muda yang berhubungan seks dengan laki-laki lain dan orang muda yang menjual seks atau menyuntikkan narkoba. Selain tiga kelompok tersebut, orang muda lainnya juga memiliki resiko tinggi terinfeksi HIV, terutama di daerah di mana epidemi HIV memasuki tingkat lanjut seperti di Tanah Papua.

Pada akhir tahun 2010, Kementerian Kesehatan melaporkan angka kumulatif 24,131 kasus AIDS di Indonesia. Sebagian besar (67%) berada pada kelompok umur 25 tahun keatas. Sedangkan proporsi kasus AIDS anak di bawah umur 15 tahun adalah 2,9 persen dan orang muda kelompok umur 15-24 tahun adalah 27 persen. Lebih dari setengah (52%) dari kasus AIDS yang dilaporkan ditularkan melalui transmisi heteroseksual, dan penularan pada pengguna narkoba suntik untuk sebagian besar sisanya (38%).

Selain itu, Kementerian Kesehatan juga telah memperkirakan antara 132 hingga 287 ribu orang Indonesia umur 15-49 tahun hidup dengan HIV pada tahun 2009, dan antara 5 hingga 8 juta orang berisiko terhadap penularan HIV. Sebagian dari orang yang berisiko terhadap penularan HIV tersebut adalah orang muda yang secara biologis maupun sosial lebih rawan untuk tertular HIV.

Sementara itu, berbagai program dan kebijakan terkait pengendalian HIV yang sudah ada secara umum masih belum mampu dalam merespon kebutuhan khusus orang muda di populasi paling berisiko. Beberapa program menghadapi tantangan karena data-data yang tersedia untuk mengembangkan kebijakan tidak dibedakan berdasarkan kelompok umur, dan terbatasnya contoh yang baik dari program yang efektif untuk memberikan inspirasi dan bimbingan.

Oleh karena itu, untuk membantu semua pihak dalam merancang program pengendalian HIV pada orang muda, mari kita berbagi analisis data-data survei dan penelitian yang sudah ada guna mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang kaitan orang muda dan risiko tertular HIV untuk generasi yang lebih baik .....

Leave a Reply