Ketika hasil
penelitian prevalensi HIV dikalangan Narapidana tahun 2010 di soroti oleh milis
aids-ina beberapa waktu yang lalu, maka begitu banyak respon yang menanyakan
apakah benar prevalensi HIV pada Narapidana perempuan jauh lebih tinggi
dibanding Narapidana laki-laki. Sebagian milister tersebut tidak mempercayai
dan mempertanyakannya seolah tidak bisa terima kenyataan yang ditemukan
penelitian tersebut. Padahal jika kita mau melihat berbagai penelitian sejenis
yang pernah dilakukan diberbagai negara juga menunjukan hasil prevalensi HIV
yang lebih tinggi pada Narapidana perempuan walaupun tidak se ekstrim itu
perbedaannya.
Misalnya, hasil penelitian di Amerika Serikat
tahun 2004, prevalensi HIV di kalangan Napi laki-laki adalah 1.7% dibanding 2.4%
pada Narapidana perempuan. Meskipun demikian, di beberapa Negara bagian,
seperti New York, prevalensi HIV di kalangan perempuan adalah 14%, sementara di
kalangan laki-laki angka tersebut adalah 6.7%. Sama halnya, di Moldova pada
tahun 2006, prevalensi HIV di kalangan napi perempuan adalah 3% sementara di
kalangan napi laki-laki adalah 2%.
Selama ini
epidemi HIV pada Narapidana di Indonesia memang diketahui secara luas sangat
berkaitan dengan epidemi HIV pada Pengguna Napza Suntik yang di dominasi oleh
Laki-laki. Sehingga prevalensi HIV hasil penelitian pada Narapidana di
Lapas/Rutan di Indonesia tahun 2010 (1.1% pada Laki-laki dan 6% pada Perempuan)
cukup mengejutkan para pemerhati HIV yang hanya melihat hasil prevalensinya
saja tanpa membaca hasil lengkap penelitian tersebut…..
Jika kita
membaca secara seksama hasil penelitian tersebut, maka secara jelas dapat
disimpulkan bahwa prevalensi HIV responden Laki-laki dan perempuan pada
penelitian tahun 2010 tidak serta merta bisa dibandingkan, karena metodologi
sampling dan populasi yang diwakili oleh para responden tersebut sebenarnya
berbeda. Responden Laki-laki mewakili 73% (54.549) Narapidana Laki-laki di
seluruh Indonesia dan pemilihan Lapas/Rutan sebagai klusternya juga secara proportional probability to size dengan
jumlah responden sama di setiap kluster. Sehingga semua Narapidana laki-laki
punya kesempatan yang sama untuk terpilih (Semakin besar jumlah Narapidana di
Lapas/Rutan maka semakin besar juga kesempatannya terpilih sebagai kluster,
tetapi Narapidana di kluster dengan jumlah Narapidana lebih sedikit memiliki
kesempatan yang lebih besar untuk terpilih sebagai responden).
Sedangkan
responden perempuan hanya mewakili 8% Narapidana perempuan yang ada diseluruh
Indonesia dan pemilihan klusternya tidak proporsional serta jumlah responden
disetiap klusternya juga tidak sama sehingga sulit untuk dikatakan mewakili Narapidana
perempuan di Indonesia….
Walaupun
demikian, hasil survei terpadu biologi dan perilaku yang dilakukan Kementerian
Kesehatan tahun 2011 di beberapa Lapas menunjukan bahwa prevalensi HIV pada
Narapidana Perempuan lebih tinggi di hampir semua Lapas yang disurvei. Hal ini
sejalan dengan temuan berbagai penelitian sebelumnya di banyak negara. Sehingga
saya koq cukup yakin bahwa prevalensi HIV pada Narapidana perempuan memang
lebih tinggi dibanding Narapidana laki-laki…..
Hi there, just wanted to mention, I liked this post. It was helpful. Keep on posting! aol email login