KESAN REMAJA TERHADAP IKLAN ROKOK

0 comments
Peraturan Pemerintah yang mengatur iklan rokok melarang menggambarkan rokok atau menunjukkan orang yang sedang merokok dan harus mencantumkan peringatan bahwa merokok merugikan kesehatan. Oleh karena itu, iklan rokok terbilang unik dan kreatif sehingga bisa menimbulkan daya tarik dan kesan tersendiri pada remaja yang membuat para remaja ingin mencobanya.
Hasil survei dampak iklan rokok pada siswa SLTP yang dilakukan KomNas Perlindungan Anak menunjukan, secara keseluruhan 8% responden menyatakan iklan rokok yang dilihatnya menarik atau sangat menarik, 58% biasa saja dan hanya sepertiganya yang menyatakan tidak menarik. Persentase responden laki-laki (11%) yang menyatakan iklan rokok menarik atau sangat menarik 2 kali lebih tinggi dibanding responden perempuan (5%).  Sedangkan kota dengan persentase tertinggi responden yang menyatakan iklan rokok menarik adalah Kota Surabaya (12%), diikuti oleh responden di Kota Mataram (9%), Jakarta Selatan (9%), Medan (8%), Bali (8%), Padang (7%), Bandar Lampung (6%), Banjarmasin (6%), Bandung (5%), dan yang terendah ada di Kota Palu (5%).
Gambar : Distribusi Kesan Responden Terhadap Iklan Rokok Menurut Jenis Kelamin

Pada responden laki-laki, kesan iklan rokok menarik memiliki hubungan yang signifikan secara statistik (di indikasikan dengan nilai p < 5%) dengan tingkat kelas responden, dimana semakin tinggi kelas responden semakin besar persentase responden laki-laki yang merasa iklan rokok menarik buat mereka (persentase responden laki-laki kelas 7, 8 dan 9 yang merasa iklan rokok menarik adalah 8%, 11% dan 12%). Selain itu, persepsi iklan rokok menarik juga berhubungan signifikan secara statistik dengan frekuensi melihat iklan rokok di televisi dimana persentasenya meningkat 2 kali lipat dari 6% pada responden yang jarang menjadi 12% pada yang sering melihat iklan rokok.

Secara keseluruhan, bagian dari iklan rokok yang paling banyak diingat oleh responden adalah peringatan kesehatannya (56%), diikuti oleh gambar/logo (45%), slogan/bahasa yang digunakan (23%) dan yang terendah adalah alur cerita dari iklan tersebut (8%).

Gambar : Distribusi Bagian Yang Paling diingat dari Iklan Rokok Menurut Jenis Kelamin Responden

Kesan yang paling banyak dirasakan responden terhadap iklan rokok yang dilihatnya adalahDewasa (23%), diikuti oleh kesan Kreatif (22%), Gaul  (12%), Percaya Diri (12%), Keren (10%), Pemberani (8%), Setia Kawan (6%), dan Gagah/Cantik (5%). Tidak ada perbedaan yang signifikan distribusi kesan yang dirasakan antara responden laki-laki dan perempuan.Sedangkan perbedaan persentase terendah dan tertinggi pada setiap kesan diantara kota yang disurvei cukup signifikan dan berkisar antara 1.5 hingga 3 kali.

Secara keseluruhan 9% responden merasa iklan rokok cocok ditujukan untuk anak-anak dan remaja awal seperti mereka, dimana persentase tertinggi ada pada responden di Kota Surabaya (12%) dan yang terendah di Kota Banjarmasin (6%). Sedangkan yang merasa iklan rokok tidak cocok untuk semua usia berkisar antara 38% (Mataram) hingga 70% (Palu).

Sebanyak 5% responden merasa yakin bahwa slogan yang disampaikan dalam iklan rokok seperti gaul, keren, macho, setia kawan, dan lainnya adalah benar, sedangkan masing-masing 13% lainnya ragu-ragu dan tidak tahu apakah slogan iklan rokok benar atau tidak. Sehingga bisa dikatakan bahwa 1 dari 3 siswa SLTP responden penelitian ini tidak mengetahui slogan dalam iklan rokok hanyalah untuk promosi produk rokok saja.

Gambar : Distribusi Responden Yang Menganggap Slogan Iklan Rokok Adalah Benar Menurut Lokasi

Persentase responden laki-laki yang percaya kebenaran iklan rokok (7%), 2 kali lebih banyak dibanding responden perempuan (3%), dan sebaliknya responden perempuan yang tidak percaya iklan rokok (75%) lebih tinggi dibanding laki-laki (64%).

Sepertiga siswa SLTP di Jakarta Selatan menyatakan ragu-ragu terhadap kebenaran slogan iklan rokok yang mereka lihat. Hal ini cukup mengkhawatirkan karena bisa dengan mudah di yakinkan dengan sedikit dorongan dari lingkungannya.

Peresentase responden yang kemudian tertarik untuk membeli rokok setelah melihat iklan rokok berkisar antara 1% (Banjarmasin) hingga 9% (Bandar Lampung) dengan rerata keseluruhan 4%. Sedangkan yang ragu-ragu dan tidak tahu apakah akan membeli rokok atau tidak setelah melihat iklan rokok berkisar antara 8% (Jakarta Selatan) hingga 19% (Bandar Lampung).

Gambar : Distribusi Responden Yang Tertarik Membeli Rokok Setelah Melihat Iklan

Sebagian besar responden menyatakan bahwa sebaiknya iklan rokok dikurangi jumlahnya atau dilarang secara menyeluruh. Walaupun demikian ada 1 dari 5 responden laki-laki dan 12% responden perempuan yang merasa bahwa jumlah iklan rokok dibiarkan seperti sekarang atau bahkan ditambah jumlahnya.
Distribusi persentase responden yang menyatakan agar iklan rokok dibiarkan seperti sekarang atau bahkan ditambah jumlahnya menurut lokasi survei secara berurutan dari yang tertinggi adalah Mataram (31%), Surabaya (23%), Bali (21%), Palu (16%), Medan (15%), Jakarta Selatan (14%), Padang (13%), Bandar Lampung (13%), Banjarmasin (12%), dan Bandung (10%).

Gambar : Distribusi Pendapat Responden Terhadap Iklan Rokok Menurut Jenis Kelamin

SUMBER : Hasil Survei KPAI

Leave a Reply