Ikatan Suami Tidak Takut Istri

0 comments
Alkisah disebuah International-NGO, berkumpullah para pekerja laki-laki yang merasa sebagai korban dominasi perempuan, baik dirumah maupun dikantornya. Mereka bersepakat untuk berserikat dalam sebuah kelompok persaudaraan yang di beri nama "Ikatan Suami Tidak Takut Istri...., karena disuruh Istri untuk tidak takut istri".

Dari beberapa kali pertemuan, maka disepakati bahwa agenda utama mereka adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kenapa mereka takut istri...., Kebetulan hampir semua anggota kelompok tersebut berpengalaman membantu LSM lainnya dan lembaga pemerintah mengurai kusutnya tata kelola dan pengorganisasian kebijakan dan layanan publik.

Harapannya, jika akar dari perilaku takut istri bisa diidentifikasikan secara jelas maka mereka bisa merumuskan sebuah strategi program dengan "end of program outcome" dan "program logic" yang jelas. Jikapun sulit, maka rencana mitigasi dengan dampak sosial ekonomi yang paling kecil, diharapkan bisa diformulasikan.

Begitu berpengalaman dan seriusnya mereka, sehingga prosesnya menjadi seperti sebuah penelitian.
  • Pertanyaan penelitiannya disepakati yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi takutnya suami terhadap istrinya?
  • Populasinya adalah anggota "ISTTI, karena disuruh istri", dan karena populasinya jelas, sedikit, serta mudah di jangkau maka semuanya menjadi sampel (total population sampling)
  • Metodeloginya deskriptif - kuantitatif
  • Variabel-variabel yang digunakan: 
  1. Variabel bebas atau variabel penyebab (independent variables), yaitu faktor-faktor yang akan diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh mereka untuk menentukan hubungannya dengan perilaku takut istri (fenomena yang diobservasi atau diamati). Variabel bebas yang ditentukan diantaranya adalah perbedaan umur, tingkat pendidikan, suku, dan penghasilan dengan istri, usia perkawinan, jumlah anak, jabatan dan lama jam kerja
  2. Variabel terikat atau variabel tergantung (dependent variables) yang faktor-faktor yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh variabel bebas, yaitu faktor yang muncul, atau tidak muncul, dalam hal ini adalah perilaku takut istri.
    • Contoh hipotesis: Semakin banyak jumlah anak diidentifikasikan sebagai variabel bebas, menyebabkan perilaku takut istri sebagai variabel terikat.
  3. Variabel Moderator adalah faktor-faktor atau aspek-aspek yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh mereka untuk menentukan apakah variabel tersebut mengubah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
    • Contoh Hipotesis :Suami yang waktu pacarannya lebih lama dari usia perkawinannya lebih takut istrinya.
      • Variabel bebas : usia perkawinan
      • Variabel moderator : lama pacaran
      • Variabel terikat : perasaan takut istri
  4. Variabel intervening atau variabel yang tidak pernah diamati dan hanya disimpulkan berdasarkan pada variabel terikat dan bebas.
Setelah semuanya disepakati, lalu dibuatlah kuesioner dengan pertanyaan tertutup (pilihan jawaban sudah ditentukan), dan kemudian mereka sebagai responden mengisi kuesioner tersebut secara mandiri dan awanama (tanpa identitas) agar bisa lebih jujur dalam menjawab.

Kuesioner yang sudah terisi kemudian di entry dengan menggunakan ms-excel agar mudah ditabulasi dan dianalisis. Uji regresi linear untuk sampel kecil juga dilakukan guna mencari tahu variabel-variabel bebas yang mempunyai pengaruh signifikan secara statistik terhadap perasaan takut istri. Sayangnya hasil kuesioner itu tidak menemukan satupun yang cukup signifikan dan bisa di yakini sebagai penyebab perasaan takut istri...

Leave a Reply