Saya koq masih belum sepenuhnya faham kenapa bidan PTT didaerah sangat terpencil dengan penghasilan hampir 4 jt/bulan mengaku sedang menabung 50jt agar bisa jadi Bidan PNS bergaji 1.7 jt dan bekerja di Puskesmas...
Padahal
- Suaminya yang lulusan akademi perawat sudah menemaninya sambil mengolah 2 ha lahan coklat milik keluarga,
- Dia bertugas didesa kelahirannya sehingga orang tua dan kerabatnya juga dekat,
- Bangunan Polindes yang juga menjadi tempat tinggalnya lebih nyaman dibandingkan sebagian besar rumah penduduk disekitarnya
- Listrik tersedia walaupun cuma 5 jam/hari, dan jaringan telpon seluler juga bisa didapat asalkan mau sedikit mendaki bukit disisi desa
- Dalam sebulan dia melayani hampir 300 pasien umum yang 90%-nya pemegang kartu Jamkesmas sehingga dia bisa mendapat tambahan insentif 5 rb/pasien walaupun pembayarannya tidak menentu,
- Dalam 1 tahun dia menolong 24 persalinan yang semuanya bisa diklaim jampersal walaupun dipotong 20% oleh Puskesmas-nya, toh masih ada insentif 420 rb/persalinan yang dia terima
- Penduduk desa juga tidak pernah mengeluhkan atau mengadukannya walaupun secara rutin dia turun kekota selama 1 minggu - 10 hari setiap bulannya untuk mengurus gaji dan sedikit refreshing...
Jika semua Bidan PTT dengan jam terbang lumayan ini menjadi PNS maka hampir dipastikan penggantinya adalah Bidan yang baru lulus dengan kompetensi standar kelulusan yang minim pengawasannya. Padahal Bidan PTT didaerah terpencil adalah the only health worker who is available yang harus bisa berlaga seperti perawat, dokter, konselor, sanitarian atau tenaga kesehatan lainnya, disamping bersaing dengan traditional healer ataupun sugesti lokal serta beratnya medan kerja....
Sungguh tidak adil rasanya jika Bidan didesa terpencil selalu diisi oleh mereka yang baru lulus dan minim pengalaman, sementara tidak ada pilihan layanan kesehatan lainnya bagi penduduk di desa terpencil
Tentu saja insentif yang diberikan kepada tenaga kesehatan terutama Bidan PTT yang bertugas di daerah terpencil tidak hanya mempertimbangkan cakupan layanan yang diberikan tetapi yang jauh lebih penting adalah mempertimbangkan karakteristik wilayah, penduduk dan sarana-pra sarana yang tersedia. Kebijakan pemerintah terutama PEMDA yang mengikat seorang Bidan PTT agar mampu bertahan di daerah terpencil menjadi pertimbangan untuk mendukung program Bidan PTT yang bertugas di Pesisir Pantai maupun Pedalaman