Hari minggu pagi kemarin, disela keriuhan Sudirman - Thamrin dengan karnaval 17 Agustusan, Saya berkesempatan berdiskusi dengan tim peneliti dari Havard – Kennedy University dan narasumber expatriate yang diundang dan sudah malang melintang di dunia kesehatan di Indonesia. Study dengan metodelogi RCT yang tim tersebut sedang rancang akan menguji hipotesa tentang apa...kah transparansi informasi tentang kewajiban penyedia layanan kesehatan dan hak kesehatan masyarakat dapat meningkatkan akuntabilitas layanan kesehatan dan pada akhirnya status kesehatan masyarakat (Health Outcome).
Satu hal yang membuat saya tersentak adalah ketika salah seorang narasumber, menyebutkan milis AIDSina sebagai salah satu kisah sukses tentang bagaimana masyarakat sipil bisa memobilisasi tekanan kepada penyelenggara kesehatan (dalam hal ini Kementerian Kesehatan) khususnya yang terkait dengan layanan pengobatan ARV dan jarum suntik steril ….
Narasumber expatriate tersebut begitu membanggakan Milis AIDSina ketika mengatakan bahwa sepanjang 23 tahun karirnya di dunia kesehatan di Indonesia dia belum pernah menemukan suatu gerakan sosial yang lahir dari kesadaran akan kebutuhan dan hak-hak kesehatan serta mampu menuntut akuntabilitas layanan kesehatan dan membawa hasil yang cukup signifikan ditingkat nasional seperti milis AIDSina, menurut kacamatanya.
Sayangnya dia tidak bisa berkomentar banyak ketika tim peneliti mengejar lebih jauh dengan bagaimana keberadaan Milis AIDSina saat ini?, apakah contoh baik tersebut bisa di scale-up untuk isu kesehatan lainnya?, apasaja inggridient yang dibutuhkan untuk membuat hal tersebut? ….. dan sayapun hanya juga bisa terdiam sambil mengutuki diri karena telah membiarkan Milis AIDSina meredup sehingga mati segan hidup tak layak dan malah sibuk mencari bentuk kisah sukses lainnya yang belum tentu bisa sesukses Milis AIDSina (setidaknya di pandangan bule tersebut).
Benar rupanya nasehat salah seorang imam yang menasehatkan “Berusahalah untuk mencapai sesuatu yang luar biasa dalam hidup kalian setiap tiga sampai lima tahun. Konsistenlah selama itu, maka insyaAllah akan ada terobosan prestasi yang tercapai… Man saara ala darbi washala – siapa yang berjalan dijalannya akan sampai tujuan.