Birokrasi yang merampas kecerdasan anak bangsa

0 comments
Masalahnya memang tidak sederhana tetapi solusinya cukup nyata didepan mata. Sayangnya keinginan baik, empati dan keberanian untuk berbuat benar masih menjadi barang mewah dikalangan mereka yang diberi kuasa.

Anak-anak disebagian wilayah kecamatan diujung timur kabupaten Sidoardjo dan muara sungai Porong ini seolah tak henti dirundung masalah. Tak cukup hanya beberapa sekolah terpaksa ditutup karena terdampak kerakusan lumpur Lapindo, kini masalah laten yang tak pernah tuntas diselesaikan menghantui untuk merampas kecerdasan mereka.

Sudah sejak lama air tanah yang menjadi sumber air bersih mereka sedari dalam kandungan tercemar logam berat timah hitam (plumbum) hingga pada tingkat toksik atau bisa meracuni. Hal ini menyembabkan banyak dampak kesehatan dimana salah satunya adalah menghambat tubuh untuk menyerap yodium sebagaimana seharusnya.

Masalah yang sudah terang benderang dan terjadi selama bertahun-tahun dengan penyelesaian yang terkotak pada birokrasi dan tupoksi masing-masing unit kerja pemerintah ini menyebabkan hampir 2 dari 3 anak SD disana terindikasi gondok dari pemeriksaan palpasi (meraba) bagian leher. Tak terbayangkan berapa banyak yang terampas kecerdasannya, karena menurut teori, terhambatnya perkembangan kecerdasan mental dan intelektual ada di lapisan dasar gunung es populasi yang mengalami gangguan akibat kekurangan yodium, tepat dibawah gondok...

Dari diskusi-diskusi singkat, terlihat sekali unit kerja pemerintah yang mengelola program nutrisi (iodium masuk dalam kategori nutrisi mikro atau sedikit kebutuhannya tetapi besar dampaknya bila tak dicukupi), seperti juga unit kerja lainnya sudah tahu masalah ini, akarnya, bahkan solusi tuntas yang seharusnya dilakukan. Namun batasan birokrasi dan tupoksi serta lemahnya koordinasi antar unit dalam lembaga yang sama terlebih antar lembaga, membuat  mereka hanya bisa melakukan upaya dalam kaca mata kuda rentang kendalinya saja.

Memberikan tablet yodium dosis tinggi pada ibu hamil menjadi pilihan intervensi dari unit kerja nutrisi. Walaupun tahu bahwa masalahnya adalah penyerapan yodium dalam tubuh yang terhambat akibat cemaran logam berat dan bukan karena kurangnya asupan, tetapi tetap saja intervensi yang seperti kebalikan menggarami air laut tersebut dilakukan, buah dari kacamata kuda birokrasi dan tupoksi. Sementara unit-unit kerja yang mengola program ketersediaan air bersih juga tidak melakukan sesuatu yang berarti karena terbatasnya anggaran dan kurangnya keberpihakan dari para penentu kebijakan kemana uang rakyat harus dianggarkan.

Unit kerja yang bertugas mengendalikan lingkungan tak kalah birokratisnya dalam memandang masalah ini. Walaupun studi-studi cemaran logam berat di sisi sungai Porong cukup mudah didapat di dunia maya, begitu juga referensi tentang logam berat yang biasanya mengendap didasar sumber air, tetapi tetap saja tupoksi pemeriksaan air permukaan yang dilakukan. Sehingga hasilnya terlihat baik-baik saja dan tidak ada upaya yang signifikan untuk mengendalikan cemaran.

Tidak hanya birokrasi unit kerja pemerintah yang berkontribusi pada situasi tersebut, peran birokrasi lembaga-lembaga donor pun tak kalah menariknya untuk di lihat. Selain pragmatis dan berorientasi proyek jangka pendek, lembaga donor sering kali over claims pada apa yang dilakukannya dan menimbulkan persepsi keliru pada lembaga donor lainnya maupun pemerintah. Contoh yang nyata adalah ketika ditanya lokasi program sanitasi total termasuk air bersih, maka donor terbesar di Indonesia ini menyebutkan kabupaten Sidoardjo sebagai wilayah yang di intervensi. Sekilas tidak ada yang salah memang, tetapi jika ditanya lebih jauh diberapa kecamatan dari 18 yang ada maka jawabannya sungguh mengejutkan, yaitu hanya di 5 dari ratusan desa yang ada...
Sementara donor lainnya tidak mau melakukan intervensi disana karena birokrasi kacamata kudanya mencegah mereka overlaping kabupaten dengan bantuan yang judul besar intervensinya sejenis.

Tidak banyak yang dapat dilakukan karena berada diluar lingkaran sistem untuk membantu, tetapi setidaknya doa dan rencana untuk menuliskan proposal dan mencarikan donor yang mau melakukan upaya nyata menjadi agenda utama dalam beberapa waktu kedepan. Bagi teman yang bersedia probono membantu please PM ya.....

Leave a Reply