Nasib pendidikan anak didaerah terpencil

1 comments
Salah satu SD yang kami kunjungi di distrik senggi - Keerom Papua ini sudah 2 bulan tutup. Para guru dan komite sekolah sepakat untuk menghentikan proses belajar mengajar bagi "Laskar pelangi" Tanah Papua karena mereka tidak menerima tunjangan khusus daerah terpencil dan berbagai permasalahan terkait tidak transparannya dan kentalnya aroma KKN pada manajemen pendidikan disini.

Dari 10 SD di distrik ini, 5 lainnya juga sama keadaanya dengan SD ini, dan korban pertama dan utama dari situasi ini jelas sekali adalah anak-anak daerah terpencil, yang harus kehilangan kesempatan menimba ilmu disatu-satunya tempat fomal untuk belajar mengajar didesanya. Padahal sebelum adanya tunjangan-tunjangan tersebut, para guru disini telah mengajar bertahun-tahun tanpa tunjangan tambahan. Lantas jika seperti ini kenyataannya, bisa-bisa peningkatan nasib guru-guru didaerah terpencil akan berbanding terbalik dengan kualitas anak didiknya……

Diantara SD yang tidak tutup juga tidak serta merta kualitasnya menjadi lebih baik.... Selama hampir 2 jam duduk didepan salah satu SD, jelas terlihat anak-anak dari semua kelas sudah tidak ada yang belajar dan hanya bermain-main saja, padahal jam baru menunjukan jam 10 pagi, “bapak guru sedang ada rapat” ujar mereka. Dan ketika melihat-lihat kelas 6 yang hanya dihuni 9 siswa, begitu nyata bahwa hasil pembelajaran yang mereka terima 2 - 3 tahun dibelakang teman-teman mereka didaerah tidak terpencil atau standar nasional. Lantas kapan mereka bisa mengejar ketertinggalan dan memperbaiki nasib mereka ya???
 

One Response so far

  1. Belajar says:

    Wah sangat bermanfaat sekali buat saya pribadi, saya yakin artikel ini juga bermanfaat banyak terhadap pembaca lainnya seperti yang saya alami.
    Terimakasih bos atas infonya, sukses selalu ..!!
    Salam hangat dari admin BelajarSearchEngine
    !!

Leave a Reply